Rabu, 29 Oktober 2014

Softskill


TUGAS

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2
“Berfikir Induktif


Disusun oleh :

Deslia Nisrina Hanifa

Npm : 21212894

3EB20


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
               
Manusia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan karena mempunyai
kemampuan berfikir menurut suatu alur kerangka berfikir tertentu. Cara berfikir seperti itu
disebut penalaran (reasoning). Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran mempunyai
ciri-ciri, yaitu logis dan analitis (Suriasumantri, 1996). Berfikir secara logis dan analitis ini
merupakan proses berfikir ilmiah. Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan
dari dua cara penalaran, yaitu Deduktif dan Induktif.

BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Generalisasi

        Generalisasi ialah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum. Sahatau tidaknya kesimpulan dari generalisasi itu dapat dilihat hal-hal berikut:
  • Data itu harus memadai jumlahnya.
  • Data itu harus mewakili keseluruhan.
  • Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data. Hindarilah kata-kata setiap atau semua. pergunakanlah ungkapan cenderung, pada umumnya, rata-rata, atau pada mayoritas yang diamati.
Contoh Paragraf Induktif generalisasi:
Kenaikan BBM baru-baru ini tekah menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi. Para pengguna angkutan umum harus membayar dua kali lipat besarnya dari sebelum adanya kenaikan BBM. langkanya BBM membuat masyarakat resah dan panik. Tindak kriminal semakin merajalela dimana-mana. kenaikan BBM yang diharapkan dapat memperbaiki perekonomian, pada saat ini justru membuat rakyat semakin menderita.

2. 2 Hipotesis dan Teori

          Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya adalah semacam teori yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta tertentu sebagai penuntun untuk meneliti fakta lebih lanjut. Teori berhubungan dengan hipotesis karena dalam  merumuskan hipotesis akan sulit jika tidak memiliki kerangka teori yang menjelaskan fenomena yang diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas tentang masalah penelitian, atau tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teori yang ada. Kemudian, karena dasar penyusunan hipotesis yang reliabel dan dapat diuji adalah teori, tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan, memprediksi suatu fenomena atau peristiwa atau hubungan antara fenomena yang ditentukan oleh tingkat ketepatan atau kebenaran teori yang digunakan dan yang disusun dalam kerangka teoritis. Jadi, sumber hipotesis adalah teori sebagaimana disusun dalam kerangka teoritis.

2. 3 Analogi

       Selanjutnya salah satu cara berfikir induktif lainnya adalah analogi. Paragraf analogi membandingkan dua hal yang banyak mengandung persaman, dari persamaan tersebutlah dapat ditarik suatu kesimpulan dalam paragraf. Contoh paragraf analogi :
          Bagi anda yang hobi memelihara kelinci, tentu anda mengenal dengan baik merawat dan mengurusnya. Pada dasarnya, proses mengurus kelinci sama dengan proses merawat anak dalam keluarga. Keduanya sama-sama memerlukan perhatian khusus. Pada kelinci, diperlukan perawatan khusus seperti memberikan sayuran yang bergizi dan makan yang teratur, memberi vitamin agar si kelinci terjaga kesehatannya, dan membersihkan kandang jika sudah sangat kotor. Begitu pula dengan merawat anak. Pada anak, diperlukan kemampuan memberi makanan yang bergizi, pembentukan kepribadian, serta perhatian khusus, yaitu memberi kasih sayang agar kelak anak tumbuh dengan sehat, cerdas, dan bermoral baik 

2. 4 Hubungan Kausal

        Hubungan kausal atau hubungan sebab akibat adalah hubungan ketergantungan dari dua konsep, gagasan, ide, dan permasalahan. Suatu kegiatan tidak dapat mengalami suatu akibat jika belum mengalami sebab dan sebaliknya suatu kegiatan tidak menunjukkan sebab jika tidak mengalami akibat. Contoh :
Sebab  : Banyak mesin kendaraan yang kemasukan air, karena jalanan tergenang banjir
Akibat : Kendaraan banyak yang mogok dan mengakibatkan kemacetan

2. 5 Induksi Dalam Metode Eksposisi

          Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat. Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Paragraf eksposisi dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.

BAB III
PENUTUP

3. Kesimpulan
             Penalaran adalah cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Induksi  merupakan cara berfikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual; atau dari khusus ke umum.
                Penalaran induktif terkait dengan empirisme, yaitu faham bahwa pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran. Dalam metode ilmiah berfikir induktif inidigunakan dalam pembuktian hipotesis. Berdasarkan satu atau lebih fakta atau kejadian yang ditemukan, kita menarik kesimpulan bahwa fakta atau kejadian tersebut juga berlaku umum. Sebagai ilustrasi, jika kita menemukan satu atau beberapa barang yang
dijual sebuah toko ternyata rusak maka kita menyimpulkan bahwa seluruh barang di toko tersebut yang diproduksi sebuah perusahaan sudah kadaluarsa. Proses penarikan secara induktif ini dalam prakteknya menggunakan analisis statitik melalui berbagai teknik analisis yang termasuk statistika inferensial.

 DAFTAR PUSTAKA



http://roselinaphal.blogspot.com/2014/03/softskill-berfikir-induktif.html
http://www.pustakasekolah.com/mengenal-teks-berpola-induktif.html
 

 

Welcome Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang