TUGAS
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2
“Berfikir Induktif”
Disusun oleh :
Deslia Nisrina Hanifa
Npm : 21212894
3EB20
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan karena mempunyai
kemampuan
berfikir menurut suatu alur kerangka berfikir tertentu. Cara berfikir seperti
itu
disebut
penalaran (reasoning). Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran mempunyai
ciri-ciri,
yaitu logis dan analitis (Suriasumantri, 1996). Berfikir secara logis dan
analitis ini
merupakan
proses berfikir ilmiah. Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan
dari
dua cara penalaran, yaitu Deduktif dan Induktif.
BAB
II
PEMBAHASAN
2. 1 Generalisasi
Generalisasi ialah proses penalaran
berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk
menarik kesimpulan umum. Sahatau tidaknya kesimpulan dari generalisasi itu
dapat dilihat hal-hal berikut:
- Data itu harus memadai jumlahnya.
- Data itu harus mewakili keseluruhan.
- Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data. Hindarilah kata-kata setiap atau semua. pergunakanlah ungkapan cenderung, pada umumnya, rata-rata, atau pada mayoritas yang diamati.
Contoh Paragraf Induktif
generalisasi:
Kenaikan BBM baru-baru ini tekah menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi. Para pengguna angkutan umum harus membayar dua kali lipat besarnya dari sebelum adanya kenaikan BBM. langkanya BBM membuat masyarakat resah dan panik. Tindak kriminal semakin merajalela dimana-mana. kenaikan BBM yang diharapkan dapat memperbaiki perekonomian, pada saat ini justru membuat rakyat semakin menderita.
Kenaikan BBM baru-baru ini tekah menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi. Para pengguna angkutan umum harus membayar dua kali lipat besarnya dari sebelum adanya kenaikan BBM. langkanya BBM membuat masyarakat resah dan panik. Tindak kriminal semakin merajalela dimana-mana. kenaikan BBM yang diharapkan dapat memperbaiki perekonomian, pada saat ini justru membuat rakyat semakin menderita.
2. 2 Hipotesis dan Teori
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya adalah semacam teori yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta tertentu sebagai penuntun untuk meneliti fakta lebih lanjut. Teori berhubungan dengan hipotesis karena dalam merumuskan hipotesis akan sulit jika tidak memiliki kerangka teori yang menjelaskan fenomena yang diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas tentang masalah penelitian, atau tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teori yang ada. Kemudian, karena dasar penyusunan hipotesis yang reliabel dan dapat diuji adalah teori, tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan, memprediksi suatu fenomena atau peristiwa atau hubungan antara fenomena yang ditentukan oleh tingkat ketepatan atau kebenaran teori yang digunakan dan yang disusun dalam kerangka teoritis. Jadi, sumber hipotesis adalah teori sebagaimana disusun dalam kerangka teoritis.
2. 3 Analogi
Selanjutnya salah satu
cara berfikir induktif lainnya adalah analogi. Paragraf analogi membandingkan
dua hal yang banyak mengandung persaman, dari persamaan tersebutlah dapat
ditarik suatu kesimpulan dalam paragraf. Contoh paragraf analogi :
Bagi anda yang hobi memelihara kelinci, tentu anda mengenal dengan baik merawat
dan mengurusnya. Pada
dasarnya, proses mengurus kelinci sama dengan proses merawat anak dalam
keluarga. Keduanya sama-sama memerlukan perhatian khusus. Pada kelinci,
diperlukan perawatan khusus seperti memberikan sayuran yang bergizi dan makan
yang teratur, memberi vitamin agar si kelinci terjaga kesehatannya, dan
membersihkan kandang jika sudah sangat kotor. Begitu pula dengan merawat anak.
Pada anak, diperlukan kemampuan memberi makanan yang bergizi, pembentukan
kepribadian, serta perhatian khusus, yaitu memberi kasih sayang agar kelak anak
tumbuh dengan sehat, cerdas, dan bermoral baik
2. 4 Hubungan Kausal
Hubungan kausal atau hubungan sebab
akibat adalah hubungan ketergantungan dari dua konsep, gagasan, ide, dan
permasalahan. Suatu kegiatan tidak dapat mengalami suatu akibat jika belum
mengalami sebab dan sebaliknya suatu kegiatan tidak menunjukkan sebab jika
tidak mengalami akibat. Contoh :
Sebab : Banyak mesin kendaraan yang kemasukan air,
karena jalanan tergenang banjir
Akibat : Kendaraan banyak yang mogok dan mengakibatkan
kemacetan
2. 5 Induksi Dalam Metode Eksposisi
Eksposisi adalah salah satu jenis
pengembangan paragraf dalam penulisan yang isinya ditulis dengan tujuan untuk
menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat,
akurat, dan padat. Berisi
uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau
pengetahuan tambahan bagi pembaca. Paragraf eksposisi dapat dilengkapi dengan
grafik, gambar atau statistik.
BAB III
PENUTUP
3.
Kesimpulan
Penalaran adalah cara berpikir yang di
tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus. Induksi merupakan cara berfikir dimana ditarik suatu
kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual;
atau dari khusus ke umum.
Penalaran induktif terkait dengan
empirisme, yaitu faham bahwa pengalaman manusia
merupakan sumber kebenaran. Dalam metode ilmiah berfikir induktif inidigunakan
dalam pembuktian hipotesis. Berdasarkan satu atau lebih fakta atau kejadian yang
ditemukan, kita menarik kesimpulan bahwa fakta atau kejadian tersebut juga berlaku
umum. Sebagai ilustrasi, jika kita menemukan satu atau beberapa barang yang
dijual
sebuah toko ternyata rusak maka kita menyimpulkan bahwa seluruh barang di toko tersebut
yang diproduksi sebuah perusahaan sudah kadaluarsa. Proses penarikan secara induktif
ini dalam prakteknya menggunakan analisis statitik melalui berbagai teknik analisis yang termasuk statistika
inferensial.
DAFTAR PUSTAKA
http://roselinaphal.blogspot.com/2014/03/softskill-berfikir-induktif.html
http://www.pustakasekolah.com/mengenal-teks-berpola-induktif.html